Kisah-kisah inspiratif sering kali datang dari tempat yang tak terduga. Di tengah deru mesin dan panasnya aspal kota Surabaya, seorang pria bernama Budi Santoso setiap hari berjuang mengais rezeki. Jaket ojek online (ojol) hijau kusamnya menjadi saksi bisu ribuan kilometer yang ia tempuh, mengantar penumpang dan pesanan demi menyambung hidup. Namun, di balik rutinitas yang melelahkan itu, Budi menyimpan sebuah mimpi besar kembali ke kampung halamannya di Lawang, Malang, dan membuka warung Bakso Malang sendiri. Mimpi yang terasa begitu jauh itu tiba-tiba menemukan jalannya, bukan dari bonus target atau tip pelanggan, melainkan dari kilatan petir Dewa Zeus di layar ponselnya, memberinya kemenangan sebesar Rp95.500.000 dari permainan Gates of Olympus. Ini bukanlah cerita tentang glorifikasi perjudian, melainkan sebuah narasi tentang bagaimana secercah keberuntungan yang luar biasa dapat menjadi bahan bakar untuk sebuah niat yang tulus. Kisah Budi adalah bukti bahwa terkadang, takdir memiliki cara unik untuk membuka pintu bagi mereka yang tidak pernah berhenti bermimpi, bahkan saat jeda istirahat di pangkalan ojol yang sederhana.
Bagi Budi, Surabaya adalah arena pertarungan. Setiap pagi buta, ia sudah menyalakan motor matic-nya, siap berpacu dengan waktu dan kemacetan. Pendapatannya tidak menentu, cukup untuk membayar sewa kamar kos kecil dan mengirim sedikit uang untuk ibunya di kampung. Di sela-sela menunggu orderan, ia dan teman-temannya sesama driver ojol sering berbagi cerita dan keluh kesah. Di sanalah mimpi tentang warung bakso sering ia ceritakan. Nanti kalau modal sudah cukup, aku mau pulang, Mas. Buka warung bakso resepnya Ibu. Bakso Malang asli, kuahnya bening tapi kaldunya nendang, begitu ujarnya pada seorang rekan suatu sore. Mimpi itu bukan sekadar angan-angan. Itu adalah tujuan hidupnya, sebuah jalan keluar dari ketidakpastian hidup di jalanan. Ia ingin menukar helmnya dengan celemek, mengganti suara klakson dengan denting mangkok, dan menghirup aroma kuah kaldu sapi, bukan lagi polusi udara. Setiap rupiah yang ia sisihkan adalah sebuah batu bata kecil untuk membangun fondasi mimpinya, meski ia sadar butuh waktu bertahun-tahun untuk mengumpulkannya.
Suatu malam setelah seharian penuh bekerja, Budi merebahkan diri di kamar kosnya yang sempit. Sambil melepas lelah, ia iseng membuka aplikasi permainan slot online di ponselnya, sebuah hiburan kecil yang terkadang ia mainkan dengan sisa uang receh untuk sekadar mencari kesenangan. Pilihannya jatuh pada Gates of Olympus, permainan yang visualnya meriah. Dengan sisa saldo yang tak seberapa, ia melakukan beberapa putaran dengan taruhan kecil. Tidak ada ekspektasi apa-apa. Namun, tiba-tiba layarnya bersinar terang. Simbol-simbol pengali kemenangan berjatuhan, diikuti oleh petir dari sang Dewa Zeus. Angka di layarnya mulai berputar gila-gilaan. Budi terduduk, matanya terpaku pada layar. Jantungnya berdebar kencang. Ketika putaran itu berhenti, angka yang tertera sulit ia percaya: Rp95.500.000. Ia mengucek matanya, menutup dan membuka kembali aplikasi itu, berpikir mungkin ada kesalahan sistem. Tapi angka itu tetap di sana. Malam itu, di sebuah kamar kos sempit di Surabaya, takdir baru saja membukakan gerbangnya untuk Budi.
Banyak orang yang mendapat rezeki nomplok mungkin akan langsung memikirkan kemewahan: motor baru, ponsel canggih, atau pakaian mahal. Namun, pikiran Budi tidak ke sana. Angka Rp95,5 juta itu tidak ia lihat sebagai uang gratis, melainkan sebagai modal usaha yang turun dari langit. Mimpi yang selama ini ia bangun bata demi bata, kini tiba-tiba mendapatkan seluruh material yang dibutuhkan. Keesokan paginya, Budi tidak langsung menyalakan aplikasi ojolnya. Ia duduk dengan secarik kertas dan pulpen. Hal pertama yang ia tulis bukan daftar belanja, melainkan Rencana Usaha Bakso Malang 'Sumber Rejeki'. Ia mulai merinci segalanya: biaya sewa tempat di dekat pasar kampungnya, harga gerobak stainless steel, modal awal untuk daging sapi dan bahan baku, hingga biaya untuk meja dan kursi sederhana. Pikirannya langsung bekerja secara sistematis. Kemenangan itu tidak membuatnya lupa diri, justru membuatnya semakin fokus pada tujuan utamanya. Ia segera menghubungi ibunya di kampung, suaranya bergetar menahan haru, Bu, Budi sebentar lagi pulang. Kita wujudkan mimpi kita, Bu.
Keputusan sudah bulat. Budi pamit pada teman-temannya di pangkalan ojol. Beberapa dari mereka tidak percaya, namun saat Budi menunjukkan bukti dan menceritakan rencananya dengan mata berbinar, mereka semua turut bahagia dan mendukungnya. Perjalanan pulangnya ke Lawang kali ini terasa sangat berbeda. Ia tidak lagi pulang sebagai perantau yang lelah, tetapi sebagai seorang calon pengusaha yang penuh harapan. Sesampainya di kampung, Budi tidak membuang waktu. Uang kemenangan itu ia kelola dengan sangat hati-hati. Ia menyewa sebuah kios kecil di lokasi yang strategis, membeli peralatan berkualitas, dan yang terpenting, ia dan ibunya mulai menyempurnakan resep bakso warisan keluarga. Dalam beberapa minggu, spanduk sederhana bertuliskan Warung Bakso Malang Asli - Sumber Rejeki terpasang. Aroma kuah kaldu yang gurih mulai menguar, mengundang para tetangga dan warga sekitar untuk datang mencicipi. Budi, pria yang dulu berpeluh di bawah terik matahari Surabaya, kini berpeluh di depan dandang baksonya yang panas, dengan senyum yang jauh lebih lebar.
Kisah Budi Santoso adalah sebuah pengingat yang indah. Kemenangan fantastis dari Gates of Olympus memang merupakan sebuah keberuntungan murni, sebuah anomali yang tidak bisa diprediksi atau diandalkan. Namun, nilai sesungguhnya dari uang Rp95.500.000 itu tidak terletak pada jumlahnya, tetapi pada niat tulus yang sudah ada jauh sebelum kemenangan itu datang. Keberuntungan hanya bertindak sebagai pintu, tetapi mimpi, kerja keras, dan niat baik Budi untuk membahagiakan ibunya dan membangun masa depan adalah kunci yang membuka pintu tersebut. Cerita ini bukan tentang ajakan untuk mencari peruntungan di dunia maya, melainkan pelajaran bahwa ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan dan niat yang lurus, sebuah mimpi yang paling mustahil sekalipun bisa menjadi kenyataan.